Adab Adalah pangkal dari kesuksesan
Di suatu desa, terdapat seorang saudagar kaya. Suatu hari ia mengbarkan pengumuman melalui sepanduk, bahwasanya ia ingin seseorang karyawan muda. Waktu pelamaran pun tiba, tidak sedikit pelamar kerja yang berdatangan dengan tepat waktu. Kemudian si Saudagar pun memulai penyeleksiannya untuk menyeleksi para pekerja yang sudah menunggu panggilan. Dan Saudagar kaya itu pun memanggil seorang pelamar kerja yang bernama "Roni".
"Saudara Roni" Saudagar memanggil.
Kemudian si Roni pun masuk dengan bergegas. Roni masuk tanpa salam, dan setelah masuk ia langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan Saudagar kaya.
Kemudian Saudagar kaya pun bertanya banyak hal tentang si Roni, dan si roni pun menjawabnya dengan lancar. Waktu penyeleksian pun habis, si Roni pun di bolehkan untuk keluar dari kantor Saudagar tersebut. Kemudian Saudagar memanggil yang lainnya, sampai tersisa 1(satu) dari antara mereka. Kemudian Saudagar itu pun memanggil pelamar kerja yang terakhir yang bernama"Khair".
"Saudara Khair". Saudagar memanggil.
Dan si Khair pun mengetuk pintu kantor sudagar itu, lalu mengucapkan Salam.
"AS-SALAMU'ALAIKUM".Si khair mengucapkannya dengan lembut.
"WA'ALAIKUMUSSALAM". Jawab Saudagar dengan lembut dan setengah terdenyum.
"Silahkan masuk". Saudagar memerintah.
"Baik pak". Jawab Khair.
Sebelum masuk, Khair terlebih dahulu membersihkan telapak sepatunya dengan keset kaki yang terletak di depan pintu. Setelah masuk Khair tidak langsung duduk, tetapi ia menunggu perintah dari Saudagar kaya. Tidak lama kemudian Saudagar pun berkata.
"Silahkan duduk". Perintah saudagar.
Khair hanya mengangguk dan duduk di kursi yang berada di depan Saudagar kaya itu.
Saudagar kaya itu hanya bertanya sedikit tentangnya, berbeda dengan yang lain. Waktu penyeleksian pun selesai, dan Saudagar pun mempersilahkan kepada Khair untuk keluar dari kantornya.
Kemudian muncul seorang sahabat Saudagar itu dan bertanya padanya.
"Untuk ap kamu memilih saudara Khair, sedangkan kamu belum bertanya banyak tentangnya "
Sisaudagar pun langsung menjawabnya dengan tegas.
"Sesungguhnya dia telah membersihkan sepatunya di atas keset kaki sebelum masuk, dan menutup pintu dengan hati-hati. Dan sesungguhnya dia pembersih dan di siplin. Kemudian dia memberi salam kepada saya sebelum masuk, dan saya menjawab dengan semangat. Dan saya mengerti sesungguhnya dia memiliki akhlak yang baik. Dan saya mengerti sesungguhnya dia patuh kepada peraturan. Dan kapan lagi datang sifat yang seperti ini di perusahaan ku kalau bukan sekarang, sesungguhnya dia lah yang lebih layak bekerja di sini dari pada yang lainnya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar